Selasa, 21 Mei 2013

CIFOR LUNCURKAN BUKU PELANGI "PELANGI DI TANAH KARTINI"

CIFOR LUNCURKAN BUKU PELANGI "PELANGI DI TANAH KARTINI"



The Center for International Forestry Research" (Cifor) atau Pusat Penelitian Kehutanan Antarbangsa meluncurkan buku berjudul "Pelangi di Tanah Kartini" yang menceritakan perkembangan mebel dan ukir serta perjalanan para pelaku usahanya, Kamis.

Peluncuran buku "Pelangi di Tanah Kartini" kisah aktor mebel Jepara bertahan dan melangkah ke depan tersebut dilakukan di Restoran Maribu di Jalan Shima Jepara dengan dihadiri beberapa penulis buku yang merupakan warga Jepara serta sejumlah pemerhati mebel dan ukir Jepara. (AntaraJateng.com)

Buku tersebut menceritakan sejumlah pengalaman para pengrajin serta upaya mereka merintis usaha permebelan dari nol. Beberapa tips dari penulis untuk mencapai keberhasilan dalam mengembangkan usaha permebelan, di antaranya, upaya para pengrajin untuk lebih dekat dengan pasar serta bisa mengikuti selera pasar, kerja sama dengan penghasil bahan baku, bergabung dalam organisasi untuk memperkuat posisi perajin, dan mendapatkan bahan baku yang legal agar mudah dipasarkan hingga ke pasar luar negeri.

Ia berharap, buku yang ditulis oleh tujuh orang yang berkecimbung di bidang usaha permebelan di Jepara itu, bisa menjadi inspirasi sejumlah pihak, terutama generasi muda di Jepara untuk ikut peduli dalam mengembangkan industri permebelan Jepara.

Ketujuh penulis buku tersebut, yakni Sutrisno, Intiyah, Alfiatun, Sujarot, Utomo, dan Sudiharto. Sedangkan penyuntingnya, yakni Rika Harini Irawati dan Herry Purnomo.
Sutrisno mencoba mengangkat mengangkat perjalan hidupnya sebagai pengukir relief kampung, Intiyah mengisahkan dirinya yang tertarik menjadi perempuan pengukir, sedangkan Alfiatun yang tidak memiliki latar belakang sebagai pengukir juga mampu membangun industri permebelan dari nol dan tanpa dukungan modal yang besar hingga bisa menjadi salah satu pengusaha mebel yang berorientasi ekspor.
Penulis lainnya, seperti Utomo yang saat peluncurannya berhalangan hadir mengulas soal keunggulan kompetitif mebel Jepara, sedangkan Sudiharto lebih menekankan pada upaya mengajak masyarakat untuk melakukan penghujauan lewat hutan kemasyarakatan di Jepara. Latar belakang pengalaman hidup dan upaya mengembangkan usaha permebelan dari masing-masing penulis yang berbeda-beda, cukup menarik untuk dicermati karena bisa dijadikan motivasi dan inspirasi dalam berwiraswasta.


Sumber : antarajateng.com

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India